Sinopsis Novel The Fate of the Tearling

 

harpercollins.com

Judul                            : The Fate of the Tearling

Penulis                         : Erika Johansen

Penerbit                       : Mizan Fantasi

Jumlah Halaman          : 551

 

Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Ratu merah membawa Kelsea ke Mortmesne sebagai tawanan, yang tidak berdaya tanpa kedua safirnya. Tearling tanpa seorang ratu menjadi kacau balau. Arvath berusaha mengambil alih kerajaan di saat terjadi kekosongan kepemimpinan. Dan di Fairwitch sosok misterius yang disebut Sang Yatim mulai menebarkan terornya. Para penduduk dibantai dan anak-anak menghilang secara misterius. Dan terornya semakin meluas ke wilayah lain, mengarah ke selatan ke arah Mortmesne. Mace, salah satu penggawal pribadi kepercayaan Kelsea, yang ditunjuknya sebagai Regent tidak bisa berbuat banyak. Mace yang dihadapkan pada berbagai kakacauan dan keadaan sulit bertekad menyelamatkan Kelsea dan menempatkan ratu kembali ke tahta.

Kelsea yang mendekam di penjara bawah tanah Mortmesne yang gelap terus mendapatkan penghilatan masa lalu meski tanpa kedua safirnya. Masa lalu terus menguakkan tabirnya. Kelsea melihat awal kehancuran Tearling bahkan sesaat setelah awal mula kota terbentuk. Bibit kebencian dan ketamakan yang akan selalu ada, melintasi waktu dan generasi. Kelsea berusaha merangkai misteri antara masa depan dan masa lalu. Dia tahu kedua hal tersebut saling berkaitan erat, dan tugasnya lah untuk memecahkan misteri tersebut.  Di lain sisi, Mortmesne berada dalam kekacauan besar. Rakyat semakin tidak puas dengan kepemimpinan Ratu Merah yang diktator, yang diperparah dengan perekonomian yang semakin sulit. Kemenangan Mortmesne atas invasi Tearling juga hanya memperburuk keadaan. Para prajurit yang pulang tanpa harta rampasan merasa kecewa dan mulai membelot dari tugas kerajaan bahkan sebagian merencanakan aksi pembunuhan terhadap Ratu Merah. Hidup Ratu Merah terancam setiap saat, tidak ada satu pun orang lagi yang bisa dipercayainya. Semua orang mebencinya, menginginkan kematiannya.

Kedua safir juga tidak pernah menunjukkan tanda kekuatan dan sihir apapun. Di Tangan Ratu Merah keduanya hanya berupa permata indah tak berguna. Dan saat teror Sang Yatim mencapai Mortmesne, dia terpaksa meminta pertolongan orang yang paling dia benci, Kelsea. Berdua mereka berkuda menjauh dari Mortmesne, tanpa arah dan tujuan yang berarti. Di tengah perjalanan, Brenna yang bertekad membalas dendam atas kematian Arlen Thorne berhasil menemukan mereka. Ratu Merah yang melemah akibat serangan Brenna memohon pada Kelsea untuk mengakhiri hidupnya. Mace dan para pengawal lain berhasil menemukan Kelsea dan mereka melanjutkan perjalanan ke Tearling, dan Kelsea yang tidak kunjung sadar dari transnya memaksa mereka singgah di kediaman seorang wanita bangsawan yang ternyada adalah ibunya. Ratu Elysa tidak meninggal, dia masih hidup dengan identitas baru. Lewat ibunya Kelsea mendapati kenyataan yang pahit karena hidupnya tidak lah seperti yang dia kira. Pada akhirnya dia juga mengetahui siapa ayah kandungnya, sebuah fakta menyakitkan yang harus dia terima.

Dengan berbagai resiko Kelsea bertekad kembali ke ibukota. Dia tidak bisa membiarkan Tearling hancur, apa pun resikonya. Ketika kastil sudah di depan mata, Kelsea dan para pengawalnya dihadapkan pada situasi yang sulit. Arvath yang kini memiliki pasukan prajurit ada di depan mata dan Sang Yatim beserta kaki tangannya ada di belakang mereka. Di sisi lainnya Bapa Tyler  datang padanya menyerahkan sesuatu yang begitu didambakannya, mahkota ratu. Di saat situasi begitu sulit dan mendesak, Kelsea harus membuat pilihan. Pilihan yang tidak mudah, dan jika Kelsea salah memilih maka semuanya akan hancur.

Komentar